Assalamu’alaikum…
Kali ini saya mau membahas tentang Alat apa saja dan Bahan apa saja yang dibutuhkan jika mau berhidroponik.
Artikel ini saya buat berdasarkan pertanyaan yang paling banyak diajukan, “kalau mau berhidroponik, bahan apa saja yang perlu disiapkan?“
Sebenernya bingung juga kalau harus menjawab pertanyaan seperti itu, karena hidroponik itu sangat banyak macamnya, dan setiap macam banyak variasinya.
Belum lagi jenis-jenis peralatannya, banyak sekali macamnya, mulai dari ukuran hingga merk yang berbeda. hehe…
Misalnya untuk sistem yang paling sederhana, hanya cukup menyediakan botol bekas, media tanam dan nutrisi sudah cukup.
Tapi kalau sudah membahas sistem yang NFT, akan dibutuhkan alat dan bahan yang cukup banyak.
Oke, di artikel ini saya hanya akan mengenalkan beberapa alat dan bahan saja serta akan saya sampaikan fungsi atau kegunaannya.
- Media Tanam
- Nutrisi Hidroponik
- Net Pot Hidroponik
- Gully Trapesium
- Alat Ukur
- Benih Sayuran
- Instalasi Hidroponik
Media Tanam
Media tanam pada hidroponik berfungsi sebagai penopang tanaman mulai dari semai hingga panen.
Seperti yang sudah pernah saya bahas di 7 Keberhasilan Menanam Sayuran Hidroponik, pemilihan media tanam sangat menentukan keberhasilan menanam sayuran hidroponik.
Media tanam yang dipakai di Hidroponik bermacam-macam:
1. Rockwool
Media tanam Rockwool ini paling banyak dipakai karena mudah penggunaanya, hasilnya juga bagus dan termasuk murah harganya.
Namun banyak juga yang tidak pakai rockwool karena masih kesulitan untuk mendapatkan barang ini.
2. Cocopeat
Cocopeat adalah sabut kelapa yang dihaluskan sehingga berbentuk serbuk. Setelah dibersihkan dari zat tanin, maka cocopeat bisa dipakai sebagai media tanam.
Banyak yang memakai media tanam cocopeat untuk menanam sayuran buah atau buah, tapi media tanam ini tidak cocok apabila dipakai di sistem hidroponik NFT, DFT atau Rakit Apung
3. Arang Sekam / Sekam Bakar
Media tanam ini terbuat dari sekam padi yang dibakar setengah matang atau tidak sampai jadi abu. Ada teknik khusus untuk membuat media tanam ini.
Arang sekam fungsinya sama dengan cocopeat, lebih banyak dipakai untuk menanam sayuran buah seperti Cabe, Tomat, Terong, dll.
Arang sekam ini bersifat gampang kering, jadi terkadang petani mencampurkan cocopeat yang bersifat lebih lama menahan air. Untuk kombinasi campuran cocopeat dan sekam bakar ini tergantung kebutuhan.
Selain 3 Media Tanam di atas, masih banyak alternatif lain untuk dijadikan media tanam hidroponik. Ada yang memakai Kerikil, Spon/Busa, Kain Flanel, dll.
Nutrisi Hidroponik
Setelah media tanam tersedia, yang perlu dipersiapkan selanjutnya adalah Nutrisi Hidroponik atau sering disebut dengan Nutrisi AB Mix.
Dalam hidroponik, tanaman hanya mendapatkan pasokan makanan dari nutrisi AB Mix, maka dari itu dalam nutrisi AB Mix sudah terdapat bermacam unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Jadi bisa dibilang Nutrisi Hidroponik ini adalah kunci pokok dari Hidroponik.
Merk Nutrisi AB Mix di pasaran sangat banyak, namun dari peruntukannya AB Mix dibedakan menjadi beberapa macam:
- AB Mix Sayuran Daun, digunakan untuk sayuran daun seperti Kangkung, Selada, Sawi, Seledri, dll
- AB Mix Sayuran Buah, digunakan untuk sayuran buah seperti Tomat, Cabe, Terong, dll
- AB Mix Buah, digunakan untuk tanaman buah seperti Melon, Semangka, dll.
- Ada juga AB Mix yang khusus untuk tanaman tertentu, Misalnya AB Mix Khusus Tanaman Cabe
Jika Anda membeli AB Mix di pasaran, akan tersedia berbagai macam kemasan dan merk yang berbeda.
Di bungkus AB Mix biasanya terdapat angka 0,5 liter, 5 liter, 10 liter artinya kemasan itu harus dilarutkan di air biasanya 0,5 liter sebelum diaplikasikan ke tanaman.
Di dalam kemasan juga terdapat Cara penggunaan, jadi sebaiknya ikuti petunjuk pemakaian yang ada di dalamnya.
Net Pot Hidroponik
Sebenarnya untuk bentuk dari net pot ini sama saja dengan pot yang biasa dipakai untuk menanam, namun di bagian bawah ada lubang-lubang sebagai jalan keluar akar.
Maka dari itu, pot untuk hidroponik disebut Net Pot atau pot yang berjaring di bagian bawah.
Ukuran dari pot ini macam-macam, ada yang berdiameter 5 cm hingga 10 cm. Namun yang sering dipakai untuk menanam sayuran daun, biasanya netpot yang berdiameter 5 cm.
Gully Trapesium
Jika anda memakai sistem NFT (Nutrient Film Technique), Gully Trapesium ini menjadi bahan utama karena gully ini memang dirancang khusus untuk hidroponik.
Permukaan gully dibuat datar sehingga air bisa mengalir secara tipis seperti konsep Sistem NFT pada umumnya.
Bagian atas gully bisa dibuka sehingga memudahkan petani pada saat panen dan pada saat membersihkan bagian dalamnya.
Alat Ukur Nutrisi
Alat ukur yang dipakai di Hidroponik sangat banyak dan beragam jenisnya, namun yang paling penting hanya ada 2 yaitu pH Meter dan TDS Meter/EC Meter.
Namun jika anda sudah memiliki Green House skala besar sebaiknya harus ada alat ukur untuk Suhu, Kelembaban Udara dan peralatan lain yang mendukung untuk menjaga Green House tetap dalam keadaan yang diinginkan.
PH Meter
PH Meter ini berfungsi untuk menghitung derajat keasaman/kebasaan suatu larutan, atau sering kita kenal dengan pH Air.
Kenapa kita harus mengukur pH Air?
Di dalam hidroponik, Nutrisi bisa terserap dengan sempurna apabila berada di pH antara 5,5 sampai 6,5. Di luar angka itu nutrisi bisa tetap terserap namun tidak maksimal.
pH Meter biasanya dibutuhkan pada waktu pertama kali, karena perubahan pH tidak begitu signifikan kecuali oleh suhu yang ekstrim.
Saya sendiri sudah jarang mengukur pH air nutrisi. hehe…
TDS Meter
Berbeda dengan pH Meter, kalau TDS Meter dipakai untuk mengetahui jumlah kepekatan Nutrisi. TDS itu sendiri singkatan dari Total Dissolved Solids atau Jumlah Padatan Terlarut.
Satuan dari nilai TDS adalah ppm (Part per Million) atau sepersejuta bagian, jadi sewaktu Anda mengukur suatu pekatan menggunakan alat ukur TDS meter, maka akan ditunjukkan nilai ppm dari larutan tersebut.
Di Hidroponik TDS Meter sangat diperlukan untuk mengukur kepekatan suatu nutrisi karena setiap tanaman membutuhkan nutrisi yang berbeda-beda. Misalnya untuk tanaman sayuran daun membutuhkan nutrisi antara 800 – 1200 ppm, sedangkan untuk tanaman buah biasanya lebih dari 1600 ppm.
Dengan mengetahui nilai pekatannya, maka pertumbuhan akan menjadi semakin maksimal.
EC Meter
Selain menggunakan TDS Meter, untuk mengetahui kepekatan nutrisi bisa menggunakan EC Meter.
EC (Electron Conductivity) adalah daya hatar listrik suatu larutan, semakin pekat larutan nutrisi maka nilai EC nya semakin tinggi.
Untuk tanaman hidroponik, nilai EC biasanya sekitar 1-2 ec saja.
Bagi Anda yang baru pertama kali mencoba berhidroponik atau hanya sekedar hobby, 3 alat ukur yang saya sebutkan di atas tidak begitu diperlukan walaupun tidak ada salahnya jika memiliki alat ukur ini.
Dan sekali lagi, jika Anda sudah skala besar, maka alat ini wajib untuk dimiliki dan kalau bisa merk nya yang cukup bagus supaya kualitasnya juga terjamin.
Benih Sayuran
Benih yang dipakai di Hidroponik sama dengan benih yang ditanam secara konvensional, jadi tidak ada benih khusus hidroponik.
Anda bisa membeli di toko pertanian yang ada di sekitar Anda tanpa harus menyebutkan untuk keperluan hidroponik.
Di pasaran banyak merk benih yang tersedia, untuk pemilihan benih sebaiknya tanya-tanya dulu ke petani. Untuk detail pemilihan benih sudah pernah saya bahas di Artikel Tips Agar Berhasil Menyemai Benih.
Instalasi Hidroponik
Yang dimaksud Instalasi hidroponik disini adalah Sistem hidroponik yang dipakai untuk menanam, baik yang paling sederhana hingga yang paling rumit.
Ada beberapa macam sistem hidroponik namun untuk variasinya sangat banyak, mulai dari Sistem Wick, Sistem DFT, NFT, Dutch Bucket, dll.
Dalam pembuatan sistem hidroponik yang agak rumit misalnya seperti NFT, biasaya membutuhkan beberapa peralatan seperti Selang HDPE, Grommet, Pompa Air, dll. Pembahasannya akan saya sampaikan lebih detail di artikel lain.
Jika Anda baru pertama kali berhidroponik, bisa membuat sistem yang paling sederhana yang hanya membutuhkan Botol Bekas dan Kain Flanel.
Demikian tadi peralatan dan bahan yang digunakan di hidroponik, jika teman-teman ada pertanyaan atau ingin menambahkan, silakan tulis di kolom komentar.
Artikel ini boleh disave atau dishare tanpa harus meminta ijin terlebih dahulu.
Terimakasih atas penjelasannya