7 Anggapan Salah Tentang Hidroponik

Ketika Anda mendengar kata “Hidroponik”, apa yang terlintas dalam pikiran Anda?

Sayuran Bebas Pestisida? Bertanam di lahan sempit? Atau berkebun di dalam ruangan?

Beberapa tahun terakhir, hidroponik memang semakin terkenal dan bahkan menjadi Trend di masyarakat Indonesia. Namun ada beberapa anggapan di kalangan masyarakat yang kurang tepat tentang hidroponik itu sendiri.

Dalam postingan kali ini, saya akan membahas beberapa anggapan masyarakat yang kurang tepat tentang hidroponik.

Pertama: Hidroponik bebas Pestisida

Banyak sekali anggapan bahwa sayuran yang dihasilkan dari sistem hidroponik ini Bebas Pestisida, bahkan tidak sedikit yang menggunakan kata-kata ini sebagai slogan.

Perlu saya luruskan disini, bahwa hidroponik hanyalah sebuah sistem tanam, hanya cara menanamnya yang berbeda. Untuk perlakuan tanaman yang berhubungan dengan hama sama saja dengan sistem konvensional.

Jadi, untuk penggunaan pestisida maupun obat-obatan yang lain adalah pilihan dari petaninya, apakah mau memakai pestisida atau tidak.

Walaupun pada prakteknya banyak sekali petani yang menghasilkan sayuran hidroponik yang tanpa pestisida, namun yang membuat tanpa pestisida bukan sistemnya tapi ada tambahan Green House atau mungkin memang tidak ada hama.

Sayuran Hidroponik bisa juga terkena hama.

Kedua: Harga Jual Sayuran Hidroponik Tinggi

Anggapan ini juga sering beredar di kalangan masyarakat terutama yang ingin memulai usaha hidroponik, dan disinilah terkadang orang terjebak dengan perhitungan bisnisnya.

Harga yang dilihat di Supermarket atau Pasar Modern adalah Harga Beli Konsumen, bukan harga jual sayuran dari petani. Mereka membeli dari supplier dengan harga yang rendah.

Supplier sendiri membeli dari petani dengan harga yang lebih rendah lagi, jadi harga jual dari petani bisa seperempat dari harga yang ada di supermarket.

Apabila anda ingin menghitung kelayakan bisnis hidroponik, maka pakailah harga jual sayuran dari petani.

anggapan salah tentang hidroponik
Sayuran hidroponik dijual langsung ke konsumen.

Ketiga: Bisa dilakukan di dalam ruangan tertutup

Banyak yang menyangka bahwa dengan berkebun atau menanam menggunakan metode hidroponik bisa dilakukan di dalam ruangan tertutup.

Bahkan ada yang bertanya ke saya, “Apakah tanaman hidroponik boleh terkena sinar matahari?“. Malah kebalik kan?

Semua tanaman membutuhkan sinar matahari untuk proses fotosintesis, baik ditanam menggunakan metode konvensional maupun hidroponik.

Kalau sampai kekurangan sinar matahari, pasti akan ada kendala, terutama untuk sayuran daun yang membutuhkan intensitas matahari yang cukup banyak.

Baru-baru ini ada yang mengembangkan budidaya sayuran di dalam ruangan, akan tetapi harus dengan bantuan Lampu/Sinar yang dihasilkan oleh Growlight yang menggantikan sinar matahari.

Keempat: Usia panen lebih cepat

Usia panen tanaman atau sayuran hidroponik memang dikenal lebih cepat panen dibandingkan yang konvensional, namun sebenarnya tidak semuanya seperti itu.

Bisa panen lebih cepat harus dengan perlakuan khusus baik dari segi Nutrisi Hidroponik yang diberikan hingga sistem hidroponik yang digunakan.

Kalau menanamnya hanya dengan perlakuan yang wajar, usia panennya sama saja dengan yang konvensional.

Timun yang ditanam menggunakan sistem hidroponik Dutch Bucket

Kelima: Tidak memerlukan perawatan khusus

Tidak sedikit yang mengira bahwa menanam hidroponik tidak memerlukan perawatan khusus, sehingga ketika sudah menanam ditinggal begitu saja.

Atau bahkan yang punya kebun luas, hanya mempekerjakan sedikit karyawan karena dianggap tidak banyak yang harus dilakukan.

Padahal pada prakteknya, bercocok tanam menggunakan metode hidroponik juga memerlukan perawatan yang khusus.

Antara lain: Cek Nutrisi Hidroponik, Cek pH Air Baku, Cek Instalasi Hidroponik, Proses menanam mulai dari semai, pindah tanam dan panen serta perawatan-perawatan lain.

Follow Instagram saya di @masbayoe

Keenam: Bisa dilakukan di lahan sempit

Jika tujuan Anda bercocok tanam menggunakan metode hidroponik hanya sekedar hobby, maka anda bisa memanfaakan lahan sempit yang tersedia. Walaupun untuk mendapatkan hasil yang maksimal harus tetap memperhatikan kebutuhan sinar matahari supaya tidak etiolasi.

Namun jika tujuan Anda menanam hidroponik untuk memproduksi sayuran dalam jumlah banyak, maka Anda juga membutuhkan space atau lahan yang luas juga.

Akan tetapi, dengan menggunakan sistem hidroponik ini, Anda tidak perlu melakukannya di lahan persawahan, Anda bisa membuka lahan biasa untuk dijadikan kebun hidroponik.

Ketujuh: Sayuran Hidroponik termasuk Organik

Hidroponik termasuk organik atau tidak?” Pertanyaan ini sering sekali ditanyakan oleh orang yang baru ingin memulai hidroponik atau orang yang mau membeli produk hidroponik.

Seperti yang saya jelaskan di awal, bahwa hidroponik hanyalah sebuah cara tanamnya saja, organik dan tidaknya tergantung perlakuan atau penggunaan pupuknya.

Namun pada umumnya, hidroponik yang ada sekarang kebanyakan masih menggunakan pupuk biasa. Walaupun sudah ada teman-teman yang mulai mencoba membuat Hidroponik Organik, tetapi hasilnya belum bisa maksimal.

Jadi, kalau menurut pendapat saya, Sayuran Hidroponik bukan Sayuran Organik namun termasuk Sayuran Sehat yang aman untuk dikonsumsi.

Sawi Hidroponik: Bersih dan Sehat

Demikian tadi 7 anggapan salah tentang hidroponik yang beredar di kalangan masyarakat, saya mendapatkan data ini dari pertanyaan-pertanyaan yang masuk melalui akun Instagram, Youtube dan Sosial Media lainnya.

Namun di samping itu, masih banyak sekali keuntungan atau kelebihan-kelebihan sistem hidroponik dibandingkan dengan konvensional.

Untuk kelebihan dan kekurangannya, akan saya bahas lebih lanjut dalam postingan lain.

Semoga bermanfaat dan selamat berkebun…!

3 thoughts on “7 Anggapan Salah Tentang Hidroponik”

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.