Menanam Kangkung BANGKOK dari PANAH MERAH

Siapa yang belum pernah makan oseng Kangkung?

Siapa yang sudah pernah masak/makan kangkung hasil panen di kebun sendiri?

Tanpa kita sadari, hampir semua orang Indonesia sudah pernah menikmati sayuran ini. Karena selain harganya murah, sayuran ini juga sangat enak dan cocok dimasak menjadi banyak masakan.

Menurut data yang dikeluarkan Departemen Gizi, Kemenkes RI Tahun 2016 saja jumlah konsumsi sayur kangkung adalah 162.000 Ton dalam setahun. Itupun hanya yang tercatat dalam data statistik, belum lagi setiap tahun semakin meningkat.

Oleh karena itu, produksinya pun akan semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sayuran Kangkung ini.

Kali ini saya akan membahas salah satu Varietas kangkung yang sering saya tanam di kebun saya.

Adalah Kangkung BANGKOK yang diproduksi oleh PT East West Seed atau sering kita sebut dengan PANAH MERAH. Ini dia penampakannya:

Kangkung BANGKOK LP-1 Cap PANAH MERAH

Gambar di atas adalah kemasan Kangkung Bangkok 1 kiloan, selain ini ada juga kemasan kecil yaitu berisi 500 butir dan kemasan berisi 1.500 butir.

Jika anda ingin menanam atau memproduksi kangkung dalam skala besar, saya sarankan Anda membeli kemasan yang besar, namun jika hanya sekedar hobby, bisa membeli kemasan yang kecil sesuai dengan kebutuhan.

Mari kita buka apa yang ada di dalamnya:

Biji Benih Kangkung

Berbeda dengan biji benih sayuran daun yang lain, biji kangkung berbentuk butiran berdiameter kira-kira 2-4 mm.

Berdasarkan keterangan yang ada di bagian belakang kemasan, didapatkan spesifikasi dari Kangkung Bangkok adalah sebagai berikut:

Bagian belakang kemasan Kangkung Bangkok

Rekomendasi Dataran: Rendah, artinya tanaman ini sangat cocok untuk di taman di daerah yang ketinggiannya kurang dari 300 meter di atas permukaan air laut (< 300 mdpl).

Umur Panen: 21 – 25 Hari Setelah Tanam, artinya  umur panen tanaman ini adalah 21 hari dihitung setelah masa semai selesai atau dihitung mulai dari dipindah tanam dari tahap semai.

Potensi Hasil: 25 – 30 ton/ha, artinya ketika anda menanam kangkung dengan luas lahan 1 hektar, hasil yang akan didapatkan adalah antara 25 – 30 ton kangkung.

Daya Tumbuh Minimum: 80%, artinya ketika anda menyemai 100 biji benih maka minimal 80 benih pasti tumbuh.

Kemurnian: 97%, artinya dari 100 tanaman yang tumbuh, ada kemungkinan 3 tanaman yang bentuk maupun jenisnya berbeda dengan yang lain.

Selain data-data di atas, jika anda ingin membeli benih, Anda juga harus memperhatikan tanggal Kadaluarsanya.

Oke, kali ini kita akan mencoba menyemai benih Kangkung Bangkok ini. Disini saya menggunakan media tanam Arang Sekam untuk menyemai, dan setelah sudah cukup umur untuk dipindah tanam, akan saya tanam menggunakan sistem hidroponik DFT.

Biji Benih Kangkung Bangkok yang disemai menggunakan Arang Sekam

Cara yang saya pakai untuk menyemai adalah, saya siapkan dulu wadah/nampan, lalu arang sekam saya masukan ke dalam wadah tersebut kira-kira setebal 2 cm. Setelah itu saya taburkan benih kangkung dengan kerapatan seperti pada gambar di atas. Lalu saya taburkan lagi arang sekam di atasnya sampai menutupi benih kangkungnya.

Saya siram menggunakan air biasa hingga arang sekam menjadi lembab (tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering)

Setelah itu saya letakkan di tempat yang cukup sinar matahari.

Dalam waktu semalam, biji benih kangkung sudah pada pecah benih atau sprout. Yang perlu saya lakukan adalah menjaga tetap cukup air dan jangan sampai kekeringan serta harus cukup sinar matahari.

Kangkung Bangkok umur 5 hari.

Setelah muncul daun ke-3 atau ke-4, semaian kangkung sudah bisa dipindah tanam ke sistem Hidroponik. Caranya yaitu dengan mencabut tanaman dengan hati-hati dan jangan sampai merusak akar.

Setelah itu, bersihkan akar hingga bersih dan tidak ada arang sekam yang tertinggal, hal ini bertujuan supaya arang sekam tidak mengotori sistem hidroponik nantinya.

Tanaman kangkung yang baru saja dicabut dari semaian.

Setelah dibersihkan, masukkan 6-9 batang kangkung ke dalam 1 wadah/net pot. Lalu pindahkan ke dalam sistem hidroponik dan pastikan semua akar sudah menyentuh air nutrisi yang ada di dalam pipa hidroponik.

Kangkung yang baru saja pindah tanam

Setelah kangkung dipindah ke dalam sistem hidroponik DFT, kepekatan nutrisi yang saya pakai adalah 1200 ppm. Setiap hari saja jaga nutrisi di angka tersebut supaya pertumbuhannya bisa maksimal.

Sistem DFT sangat rawan dengan masalah busuk akar, karena akar terendam langsung ke dalam air sehingga yang perlu dilakukan adalah mengecek kondisi akar. Pastikan akar tetap bersih dan tidak kecoklatan.

Akar yang putih bersih menandakan tidak ada masalah dengan penyerapan nutrisi pada akar, sehingga pertumbuhan akan maksimal.

Keadaan akar tanaman kangkung

Apabila ada kendala pada akar, misalnya akar berwarna coklat, yang saya lakukan adalah segera koreksi nutrisinya dan jika memang diperlukan, saya kuras semua dan diganti dengan air nutrisi yang baru.

Dan inilah penampakan Kangkung Bangkok setelah berumur kurang lebih 25 hari setelah semai:

Kangkung Bangko siap panen

Seperti yang tertera pada kemasan, umur panen kangkung ini memang antara 21-25 setelah tanam, jadi ketika memasuki hari ke 25 kangkung ini sudah berukuran besar dan siap panen.

Untuk berat tanaman, saya packing sayuran kangkung per 250 gram berisi kira-kira 11 – 15 tanaman. Jadi bisa dibilang untuk bobotnya memang lumayan berisi dan berat. Menurut saya sangat menguntungkan bagi petani yang menjual hasilnya berupa kangkung kiloan.

Packing sayuran Kangkung Hidroponik.

Demikian review tentang Kangkung BANGKOK cap PANAH MERAH.

Semoga bermanfaat dan selamat berkebun…

1 thought on “Menanam Kangkung BANGKOK dari PANAH MERAH”

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.