Apakah anda pernah gagal menanam sayuran menggunakan metode hidroponik?
Atau selalu berhasil dan tidak ada kendala?
Atau justru pernah mengalami keduanya?
Dalam postingan saya kali ini, saya akan membahas Apa saja kelebihan dan kekurangan menanam menggunakan sistem hidroponik.
Menanam hidroponik memang bisa dibilang “susah-susah-gampang”, awalnya emang agak susah dan membingungkan namun kalau sudah mengerti caranya jadi terasa mudah sekali.
Apalagi kalau sudah mengetahui kekurangan dan kelebihan hidroponik, kita bisa lebih mudah memanfaatkan penggunaan sistem hidroponik ini. Karena ada beberapa kekurangan dalam sistem hidroponik ini yang memang sudah tidak bisa dipaksakan lagi atau susah diperbaiki. Namun disamping kekurangan yang ada, hidroponik juga memiliki kelebihan-kelebihan yang akan memudahkan kita untuk bercocok tanam.
Sebelum saya membahas kelebihannya, saya akan membahas kekurangan serta kendala apabila kita menggunakan sistem hidroponik.
Kekurangan Sistem Hidroponik
Kalau kita membahas kekurangan dari sistem hidroponik, kita harus menentukan terlebih dahulu apa tujuan dari berhidroponik itu sendiri. Maksudnya, apakah kita hanya sekedar hobby atau memang benar-benar mau memproduksi sayuran.
Karena kalau hanya sekedar hobby, mungkin kekurangan-kekurangan yang akan saya sampaikan bisa menjadi hal yang tidak perlu dipermasalahkan. Walaupun untuk skala produksi, hal tersebut menjadi kendala yang cukup berarti.
Jadi, untuk pembahasan kali ini saya khususkan bagi yang ingin menanam hidroponik untuk skala Industri. Namun bagi anda yang hanya sekedar hobby menanam, kekurangan-kekurangan ini juga tidak kalah penting untuk selalu diperhatikan.
Pertama: Membutuhkan ketelitian yang sangat tinggi untuk perawatannya
Jika anda memang menginginkan hasil panen yang maksimal, di dalam hidroponik harus memperhatikan beberapa parameter seperti pH air, kepekatan air nutrisi, suhu lingkungan, kelembapan udara, intensitas cahaya dan masih banyak yang lainnya.
Walaupun kalau menanam secara konvensional juga harus memperhatikan hal-hal tersebut, namun di hidroponik harus lebih teliti lagi karena kalau sampai melenceng atau tidak sesuai dengan yang diinginkan akan sangat berpengaruh di hasil panen. Berbeda ketika menanam di tanah, masih ada toleransi apabila ada kelebihan atau kekurangan dari beberapa parameter di atas.
Kedua: Peralatan yang digunakan masih jarang ditemui di toko pertanian.
Peralatan yang digunakan untuk membuat sebuah sistem hidroponik ataupun untuk operasional sehari-hari berbeda dengan sistem konvensional. Peralatan tersebut memang masih jarang ditemui di toko pertanian yang ada di sekitar kita. Terkadang peralatan tersebut hanya tersedia di toko khusus yang menjual peralatan hidroponik.
Namun belakangan ini toko pertanian sudah mulai menyediakan pupuk dan media tanam hidroponik yang memudahkan para pelaku hidroponik mendapatkan kebutuhan harian.
Ketiga: Investasi Awal yang Cukup Tinggi
Tingginya investasi awal untuk hidroponik disebabkan oleh beberapa hal, yang pertama karena memang peralatannya masih susah dicari sehingga harganya pun menjadi tinggi.
Namun ada penyebab lain yaitu karena pemilihan peralatan yang akan dipakai memang mempunyai masa penyusutan yang lama atau bisa dipakai bertahun-tahun. Semakin tinggi masa penyusutan barang, biasanya harganya juga ikut mahal.
Misalnya, dalam memilih rangka untuk penopang instalasi hidroponik antara memakai kayu/bambu atau memakai besi/baja ringan. Jika memilih memakai kayu/bambu investasinya lebih murah, tapi mungkin setelah 3-4 tahun harus mengganti dengan yang baru.
Berbeda jika memilih memakai rangka besi/baja ringan yang bisa awet sampai 10 tahu, namun tentu saja harganya lebih tinggi dibandingkan memakai kayu/bambu.
Keempat: Penyebaran hama yang sangat cepat.
Kejadian ini pernah saya alami sewaktu saya menggunakan sistem Rakit Apung dan DFT bertemu dengan jamur fusarium yang terlarut di air baku. Dalam waktu 2 hari semua tanaman bisa mati semua tanpa tersisa sedikitpun.
Hal tersebut disebabkan karena air nutrisi yang disirkulasi ke semua tanaman sehingga penyebaran hama menjadi sangat cepat. Itulah kenapa di dalam hidroponik harus benar-benar jeli dalam perawatan air bakunya, begitu ada kendala harus cepat ditangani.
Kelima: Sangat bergantung pada Listrik.
Hampir semua sistem hidroponik menggunakan tenaga listrik untuk menjalankan sirkulasi airnya, hal ini sangat tidak menguntungkan bagi yang berada di daerah yang masih susah listrik atau yang berada di daerah yang masih sering ada pemadaman listrik.
Untuk menanggulangi kekurangan ini, biasanya harus disiapkan Genset sebagai cadangan sumber listrik apabila terjadi mati listrik.
Kelebihan Sistem Hidroponik
Di samping kekurangan-kekurangan di atas, sistem hidroponik mempunyai keunggulan dibandingkan dengan sistem konvensional. Apalagi jika sudah bisa menanggulangi kekurangan yang ada, maka hasilnya bisa lebih maksimal lagi.
Pertama: Tidak memerlukan lahan pertanian (sawah) untuk membuat kebun hidroponik
Jika ingin mendirikan perkebunan hidroponik, tidak harus dilakukan di Sawah. Justru kalau bisa harus memanfaatkan lahan yang tidak terpakai untuk dijadikan kebun hidroponik.
Walaupun pada prakteknya harus tetap memperhatikan kebutuhan pokok tanaman yaitu Sinar Matahari yang cukup dan sumber Air yang memadahi agar proses penanaman bisa berjalan dengan baik.
Kedua: Hama penyakit yang berasal dari tanah hampir tidak ada
Yang ini sudah pasti karena memang dalam sistem hidroponik tidak menggunakan tanah sebagai medianya, jadi hama ataupun kotoran yang berasal dari tanah hampir tidak ada.
Namun bukan berarti di dalam sistem hidroponik tidak ada hama sama sekali, untuk hama dan penyakit bisa saja terjadi di hidroponik ini seperti yang sudah saya bahas di artikel saya 7 Anggapan Salah tentang Hidroponik
Ketiga: Hasil panen bisa continue.
Salah satu syarat untuk bisa memenuhi kebutuhan pasar adalah dengan cara panen continue atau bisa panen setiap hari. Lebih baik bisa panen setiap hari dalam jumlah yang sedikit daripada panen sekali dalam sebulan dalam jumlah banyak.
Dengan sistem hidroponik, jadwal tanam bisa diatur sedemikian rupa sehingga jadwal panennya bisa seperti yang diinginkan.
Apalagi jika kebunnya menggunakan Green House, penanamannya tidak mengenal musim atau cuaca apapun bisa tetap menanam/panen.
Disinilah menangnya hidroponik dibandingkan dengan konvensional, bisa continue dan tidak mengenal musim. Kalau kita menanam menggunakan sistem konvensional akan sangat sulit untuk mengatur jadwal tanam supaya bisa panen setiap hari, belum lagi kalau terkena musim hujan harus berhadapan dengan berbagai masalah.
Keempat: Penggunaan air dan pupuk bisa lebih efisien.
Efisien yang dimaksud disini adalah seberapa banyak yang terbuang dan terserap oleh tanaman. Dengan sistem hidroponik terutama aliran yang tertutup (DFT, NFT dan Dutch Bucket) penggunaan pupuk bisa maksimal dan hampir tidak ada yang terbuang.
Berbeda dengan menanam di tanah, sewaktu memberikan pupuk ke tanaman belum tentu diserap semuanya oleh tanaman tersebut. Pupuk akan terbuang ke samping kanan kiri tanaman sehingga tidak maksimal penggunaannya.
Kelima: Bisa menghemat tempat dan hasil lebih banyak.
Dengan memakai sistem hidroponik, kita bisa membuat sistem yang bertingkat sehingga hasilnya pun akan menjadi lebih banyak. Namun tentunya harus tetap memperhatikan kebutuhan tanaman akan sinar matahari.
Sistem bertingkat bisa menghemat tempat, misalnya dengan luasan 2 meter x 6 meter seharusnya hanya bisa menjadi 5-6 baris dengan disusun bertingkat bisa menjadi 14 baris.
Keenam: Pertumbuhan tanaman bisa maksimal
Berdasarkan kelebihan hidroponik pada nomor 4, maka kita bisa mendesign komposisi nutrisi/pupuk hidroponik sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Kita bisa memberikan unsur hara kepada tanaman sesuai dengan fase atau apa yang dibutuhkan oleh tanaman, misalnya untuk sayuran daun maka kita akan memberikan perbandingan yang lebih banyak kepada unsur hara yang digunakan untuk pertumbuhan daun.
Begitu juga kalau untuk tanaman buah, sehingga hasilnya pun akan lebih maksimal dan sesuai dengan harapan.
Selain itu, jika terjadi kendala atau kelainan pada tanaman, kita bisa dengan mudah merubah komposisi nutrisi sesuai dengan kendala yang terjadi sehingga pertumbuhan bisa normal kembali.
Ketujuh: Sayur yang dipanen awet kesegarannya.
Kelebihan yang ini sangat menguntungkan sekali bagi petani atau penjual sayur. Setelah panen, sayuran akan melalui beberapa proses yang panjang dan memakan waktu cukup lama seperti proses Packaging, perjalanan ke pasar, dipajang di pasar/toko, dst.
Sayuran hidroponik biasanya dipanen beserta akar dan media tanamnya, sehingga ada cadangan air supaya sayuran tidak gampang layu.
Selain itu karena hidroponik ini adalah sistem kultur air, maka kandungan air yang ada di sayuran pun cukup banyak untuk menyimpan cadangan air pasca panen.
Demikian tadi pembahasan tentang kekurangan dan kelebihan sistem hidroponik, jika ada pertanyaan bisa ditanyakan langsung via DM di Instagram saya.
Semoga bermanfaat dan Selamat berkebun…!