10 Kesalahan yang sering dilakukan oleh Pemula Hidroponik

Anda baru pertama kali mencoba berhidroponik?

Atau sudah pernah mencoba namun belum berhasil?

Dalam artikel kali ini, saya akan membahas tentang beberapa kesalahan pemula hidroponik yang paling sering dilakukan.

Selain itu saya juga akan mencoba memberikan beberapa solusi agar kesalahan-kesalahan ini tidak perlu dilakukan lagi.

Dan inilah 10 Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemula hidroponik:

Kesalahan ke-10 : Menyemai benih terlalu banyak

Yang dimaksud dengan kata “terlalu banyak” disini adalah tidak sesuai dengan lubang tanam yang tersedia.

Misalnya kita punya sistem hidroponik NFT dengan total lubang tanam 100 titik, maka kalau kita ingin menanam sekaligus, jangan terlalu berlebihan menyemai.

Maksimal yang disemai adalah 120 benih, yang 20 benih untuk jaga-jaga kalau ada yang gagal tumbuh.

Banyak para pemula di hidroponik yang terlalu berlebihan dalam menyemai, sehingga saat waktunya pindah tanam tidak kebagian tempat dan hanya nganggur di tempat semai.

Selain sayang kalau dibuang, hal ini bisa menyebabkan semangat kita berkurang karena melihat tanaman yang terbengkalai atau mati karena tidak kebagian tempat.

Kalaupun sudah terlanjur, jangan dibuang, sebisa mungkin ditanam di tempat lain, misalnya di tanah atau dibuatkan sistem hidroponik yang lebih sederhana.

Melon disemai di Media Tanam Rockwool

Kesalahan ke-9 : Ingin coba-coba semua benih tanaman

Ini sangat sering dialami bagi yang baru semangat-semangatnya berhidroponik.

Saking semangatnya, semua jenis tanaman dicoba mulai dari Cabe, Tomat, Kentang, Bawang bahkan Kelapa Sawit. Hehe…

Saran Saya, bagi yang baru berhidroponik, silakan coba yang mudah-mudah terlebih dahulu seperti Kangkung, Selada dan Bayam.

Baca Juga:

Menanam Kangkung BANGKOK dari PANAH MERAH

Menanam Selada Keriting GREEN CORAL dari New Day Seed

Ketiga tanaman di atas termasuk mudah tumbuh dan hampir tidak disukai hama, jadi kemungkinan berhasil panen sangat tinggi.

Setelah bisa panen, silakan coba yang agak susah seperti Pakchoy, Seledri dan Sawi-sawian.

Kenapa susah? Karena memang perawatannya lumayan rumit dari sisi pemberian nutrisi maupun merawat dari hama. Karena hama sangat suka dengan tanaman ini.

Setelah itu baru mulai menanam sayuran buah seperti Tomat, Cabe dan Terong, lalu tanaman buah seperti Melon, Semangka dan Timun.

Kalau sudah sampai pada tahap ini, mau menanam apapun pasti sudah bisa semua.

Dan kenapa urutan ini sangat penting? Karena kalau langsung mencoba yang susah dan gagal, kebanyakan semangatnya berkurang dan menganggap hidroponik itu sangat susah.

Padahal kalau sudah tahu tekniknya, hidroponik itu sangat mudah.

Selada Hidroponik

Kesalahan ke-8 : Lupa menyiram semaian benih

Kesalahan ini sering sekali dilakukan karena anggapan bahwa tahap semai hanya cukup disiram sekali saja sewaktu pertama kali menanam.

Padahal untuk tahap ini harus dijaga kelembaban media tanamnya supaya jangan sampai kekeringan.

Jika Anda tidak sempat cek tanaman setiap hari, Anda bisa menggunakan cara semai seperti dalam video di bawah ini:

Cara Menyemai Benih Sayuran Hidroponik

Kesalahan ke-7 : Menaikkan/Menurunkan pH Air

Kalau kita membaca literatur atau artikel tentang hidroponik terutama bagian nutrisi hidroponik, maka kita akan menjumpai pembahasan tentang pH Air nutrisi yang bagus untuk tanaman.

Biasanya angka pH nya berada di sekitar 5,5 – 6,5.

Terkadang, gara-gara angka tersebut kita jadi bingung ketika pH yang kita dapatkan tidak berada di rentang itu.

Sehingga kita jadi sibuk menaikkan/menurunkan pH nya, dengan larutan ini, larutan itu dan sebagainya.

Dan akhirnya gara-gara larutan itu tanaman jadi mati semua.

Saran saya, kalau memang baru memulai, fokus pada tanaman saja dulu, dilihat perkembangannya seperti apa, kalau memang di tanaman nggak ada masalah, tidak perlu membingungkan pH.

Toh tujuan kita menanam yang penting panen, bukan angka pH nya.

Kesalahan ke-6 : Mencoba semua sistem hidroponik

Banyak sekali ragam sistem hidroponik, bahkan untuk satu sistem hidroponik itu sendiri biasanya banyak variasinya.

Misalnya untuk sistem DFT, ada yang memakai rangka bertingkat, ada juga yang memakai rangka meja atau ada juga yang rangka ulir.

Tidak sedikit para pemula hidroponik, yang ingin mencoba semua jenis sistem beserta variasinya.

Kalau hanya sekedar hobby sih nggak masalah, tapi kalau benar-benar untuk berbisnis hal tersebut akan memakan biaya “coba-coba” yang sangat tinggi karena ada Trial Error disitu.

Bahkan ada yang mencoba-coba sistem yang sangat sederhana dengan maksud supaya biaya yang dikeluarkan sangat minim namun hasil maksimal.

Tapi apa yang terjadi? Biaya yang dikeluarkan justru lebih banyak karena harus mengalami kegagalan yang memakan banyak biaya.

Saran saya, silakan pilih salah satu sistem yang sangat pas dengan apa yang akan Anda tanam, pelajari detailnya dan cari referensi sebanyak-banyaknya tentang sistem yang akan dipakai.

Contohlah kebun-kebun yang sudah berjalan lama supaya kita tidak mengulang lagi kesalahan atau kegagalan yang pernah dialami kebun tersebut.

Sistem NFT dengan rangka meja sangat cocok untuk menanam sayuran daun.

Kesalahan ke-5 : Ingin membuat nutrisi hidroponik sendiri

Sama halnya dengan sistem hidroponik, Nutrisi Hidroponik yang ada di pasaran sudah mengalami Trial Error yang cukup panjang supaya mendapatkan racikan yang sekarang dipakai.

Jadi akan sangat memakan waktu dan biaya apabila masih ingin mencoba membuat nutrisi sendiri.

Kecuali jika Anda memang ingin berjualan Nutrisi atau kebunnya sangat besar dan untuk memotong biaya Operasional Nutrisi hidroponik.

Namun jika masih skala kecil atau sedang, saran Saya adalah belilah nutrisi yang sudah jadi dengan melihat testimoni atau rekomendasi dari kebun-kebun yang sudah berjalan.

Banyak sekali yang ingin mencoba-coba membuat nutrisi sendiri dengan bermodal searching informasi di Internet dan mendapatkan racikan dari situ.

Langsung dipraktekkan ke kebun dan akhirnya gagal atau tanaman menjadi bermasalah.

Selain rugi biaya dan waktu, hal ini dapat mengurangi semangat untuk melanjutkan berkebun

Kesalahan ke-4 : Tidak memperhatikan jarak lubang antar tanaman

Jarak antar lubang atau antar titik tanam akan sangat mempengaruhi hasil.

Jika jaraknya terlalu dekat, ketika tanaman sudah dewasa atau hampir panen akan berdesakan yang bisa menyebabkan etiolasi.

Jarak tanam yang cukup akan membuat tanaman bisa berkembang dengan maksimal.

Dalam menentukan jarak lubang, silakan sesuaikan dengan apa yang akan ditanam. Dengan menghitung lebar tanaman pada saat sudah mencapai umur panen, kita bisa menentukan jarak tanamnya.

Misalnya kita mau menanam selada, maka jarak tanamnya minimal 20 cm. Rata-rata lebar tanaman selada yang sudah siap panen adalah 20-25 cm.

Kalau kurang dari itu, pasti akan terlalu berdesakan dan hasilnya kurang bagus.

Berbeda lagi jika kita mau menanam kangkung atau bayam, tanaman ini tidak memakan tempat yang cukup lebar sehingga jarak antar lubangnya bisa dikurangi menjadi 15 cm.

Kesalahan yang paling banyak tentang Jarak tanam adalah menganggap semua tanaman sama dan mengambil jarak tanam yang sekecil-kecilnya supaya muat banyak tanaman.

Dengan bermaksud mengirit biaya investasi tanpa memperhatikan tanaman apa yang akan diproduksi, akhirnya malah harus keluar biaya lagi untuk mengganti instalasi yang sudah dibuat.

Jarak tanam yang ideal akan sangat berpengaruh terhadap hasil.

Kesalahan ke-3 : Tidak mempunyai jadwal tanam yang tepat

Hal seperti ini banyak dialami oleh pemula hidroponik baik skala hobby maupun skala industri.

Jadwal tanam akan sangat mempengaruhi di jadwal panen, jika tidak bisa mengatur pasti akan menimbulkan masalah di belakang.

Masalah itu bisa berupa kekurangan barang atau bisa juga malah kelebihan barang.

Ada beberapa contoh kesalahan dalam jadwal tanam:

Contoh Pertama:

Punya titik tanam sebanyak 500 lubang, namun ditanam atau menyemai sekaligus sebanyak itu. Sehingga nanti ketika panen pun akan panen secara bersamaan sebanyak 500 lubang. Akhirnya kelebihan barang atau tidak bisa menjual semuanya.

Seharusnya untuk pengaturan jadwal tanam disesuaikan dengan kebutuhan pasar yang ada, misalnya tiap hari kebutuhannya 20 titik, maka semainya pun 20 titik per hari.

Atau bisa dijadikan satu menjadi 60 titik per 3 hari.

Dengan cara seperti ini, pada saat panen nanti akan terbentuk jadwal yang sama pula yaitu panen 20 titik per hari

Contoh Kedua:

Hanya memiliki 100 lubang dan berencana panen sekali sejumlah 100 lubang, namun ketika sudah hampir panen tidak menyemai lagi.

Misalnya menanam selada yang punya umur panen 45 HSS (masa semai 15 hari)
Artinya kalau sudah masuk hari ke 30, seharusnya sudah menyemai lagi sehingga ketika dipanen sudah ada yang siap dipindah tanam.

Kesalahan yang banyak dilakukan adalah baru menyemai setelah panen, sehingga Instalasinya nganggur selama proses semai
Pengaturan jadwal tanam yang baik akan mempengaruhi di jadwal panen.

Kesalahan ke-2 : Tidak menanggulangi hama tanaman

Seperti yang sudah pernah saya bahas di 7 Anggapan Salah Tentang Hidroponik, bahwa hidroponik itu bebas pestisida sehingga tidak ada hama.

Dari situlah kesalahan ini terjadi, tidak memperhatikan atau menjaga tanaman dari hama.

Baik yang skala hobby maupun yang sudah masuk ke bisnis produksi sayuran hidroponik, serangan hama patut diwaspadai.

Terutama jika yang ditanam adalah sayuran sawi-sawian, sayuran buah seperti cabe dan tomat pasti ada hamanya.

Jika sudah berniat tanpa menggunakan pestisida dan obat-obatan lainnya, maka dari awal harus diantisipasi menggunakan Green House untuk mencegah hama masuk.

Atau jika memang sudah berniat menggunakan obat pencegah hama, maka harus mempelajari terlebih dahulu Pengendalian Hama Terpadu supaya sayuran masih aman untuk dikonsumsi.

kesalahan-pemula-hidroponik

Kesalahan ke-1: Tidak meletakkan semaian/tanaman di tempat yang cukup sinar matahari

Kesalahan ini saya letakkan di nomor 1 karena dari sekian banyak yang konsultasi, jenis kesalahan ini yang sering sekali terjadi.

Bahkan ada yang bertanya, “Apakah semaian boleh diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari?

Pertanyaan ini muncul setelah melihat beberapa tutorial di Youtube tentang menyemai sayuran hidroponik dengan cara ditutup plastik hitam atau diletakkan di tempat gelap.

Padahal dalam tutorial tersebut juga disebutkan bahwa menutup semaian hanya 1-2 hari atau begitu benih sudah sprout langsung dikeluarkan ke tempat yang cukup sinar matahari.

Jika tidak, maka tanaman akan mengalami etiolasi atau sering disebut KUTILANG (Kurus, Tinggi dan Langsing)

Maka dari itu, saran saya ketika anda baru memulai berhidroponik, tidak perlu menutup menggunakan plastik hitam atau diletakkan di tempat yang gelap.

Begitu selesai menyemai, langsung diletakkan di tempat yang cukup sinar matahari.

Apalagi jika yang disemai adalah sayuran daun seperti Kangkung, Sawi atau Selada, semalam saja biasanya sudah pecah benih.

Demikian 10 kesalahan pemula hidroponik, semoga bisa memberikan manfaat bagi Anda yang baru pertama kali mencoba hidroponik.

Sampai jumpa dalam artikel selanjutnya, Selamat Berkebun dan Semoga Sukses…!

8 thoughts on “10 Kesalahan yang sering dilakukan oleh Pemula Hidroponik”

  1. Mohon petunjuknya mas.
    Saya menanam pakcoy di sistem wick, untuk petunjuknya penyemaian dan pemberian pupuk sudah sesuai petunjuknya.
    Tapi pakcoy saya tidak tumbuh sesuai jadwalnya.
    35 hst terlihat seperti umur 21 hst.
    Masalahnya dimana ya mas..??

    Reply
    • Kalau hanya lambat dan bukan karena gejala2 tertentu malah nggak masalah, bisa jadi itu karena supply nutrisi yang kurang

      Reply
  2. Terima kasih untuk infonya, sangat bermanfaat bagi yg baru belajar hidroponik seperti saya. Saya juga banyak belajar dari video-video di chanel Youtube anda

    Reply
  3. Terima kasih mas Bayu Widhi Nugroho atas tutorial dan masukkan mengenai cara berhidroponik terutama bagi pemula semoga bertambah sukses ya …Amin …

    Reply

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.