Inilah 7 Kunci Keberhasilan Menanam Sayuran Hidroponik

Anda masih gagal dalam menanam sayuran hidroponik?

Atau sudah berhasil namun belum maksimal?

Dalam artikel ini, saya akan membahas tentang 7 Kunci Keberhasilan Menanam Sayuran Hidroponik.

Sebelum saya membahas lebih lanjut lagi, perlu saya sampaikan bahwa di Menanam secara Hidroponik tidak ada aturan bakunya.

Tetapi jika kita bisa memenuhi apa saja kebutuhan tanaman dan kunci pokok dari Hidroponik maka keberhasilanpun dapat kita raih.

Berikut ini adalah beberapa kunci keberhasilan menanam sayuran hidroponik yang saya rangkum menjadi 7 poin saja.

Sebelum melanjutkan membaca, silakan support Channel Youtube kami dengan cara Subscribe tombol di bawah ini agar kami bisa terus Upload Video Tutorial Hidroponik

Pertama: Kebutuhan Unsur Hara Terpenuhi

Unsur hara bisa dikatakan makanan pokok tanaman, tanpa adanya unsur hara, tanaman tidak bisa berkembang.

Baik di hidroponik maupun menanam secara konvensional, unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman sama.

Ada 2 jenis unsur hara berdasarkan jumlah yang dibutuhkan tanaman, yaitu Unsur Makro dan Unsur Mikro.

Unsur Makro dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, misalnya Kalsium (Ca), Kalium (K), Magnesium (Mg), Nitrogen (N), Phospor (P) dan Belerang/Sulfur (S).

Sedangkan Unsur Mikro dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit misalnya Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Clor (Cl), Molibdenum (Mo), Tembaga (Cu) dan Seng (Zn).

Dari semua unsur di atas harus semuanya terpenuhi dan diberikan ke tanaman dengan jumlah yang seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Jika ada yang kekurangan atau kelebihan akan menyebabkan kelainan atau timbul gejala pada sayuran hidroponik.

Maka dari itu, pemenuhan kebutuhan Unsur hara sangat penting untuk keberhasilan menanam hidroponik.

Kekurangan salah satu unsur hara bisa menyebabkan daun kuning.

Untuk pembahasan masalah unsur hara akan dibahas lebih lanjut dalam postingan tersendiri.

Baca juga: 7 Anggapan salah tentang hidroponik

Kedua: Kebutuhan Air Tercukupi

Di antara banyaknya manfaat air untuk tanaman, yang perlu digaris bawahi dalam pembahasan kali ini adalah manfaat air sebagai pelarut unsur hara dan sebagai komponen utama dalam proses fotosintesis.

Seperti yang sudah saya bahas di Apa Itu HIDROPONIK?, bahwa jika kita akan berhidroponik, pasti akan banyak berhubungan dengan masalah air.

Maka dari itu, air ini sangat penting untuk hidroponik.

Jika kekurangan air, gejala yang muncul pada tanaman antara lain:

  1. 1. Tanaman akan kering/layu
  2. 2. Defisiensi/Kekurangan unsur hara yang dibutuhkan tanaman
  3. 3. Pertumbuhan tanaman tidak maksimal (Tidak berbobot, bentuk tidak bagus, dll)
  4. 4. dll

Namun untuk kebutuhan air masing-masing tanaman berbeda, ada yang membutuhkan dalam jumlah banyak, ada juga yang hanya sedikit sekali kebutuhannya.

Selain itu, kondisi cuaca atau keadaan lingkungan juga akan berpengaruh terhadap penyerapan air oleh tanaman.

Jika kondisinya panas, maka tanaman juga akan lebih banyak membutuhkan air karena terjadi penguapan di dalam tubuh tanaman.

Selain ketersediaan air, kondisi air juga akan sangat berpengaruh, misalnya dari nilai TDS nya, tingkat keasamannya, dll.

Tanaman yang kekurangan air menjadi layu.

Ketiga: Sinar Matahari Full

Selain air, dalam proses fotosintesis juga sangat membutuhkan adanya Sinar Matahari.

Bahkan bisa dibilang kunci utama dari proses fotosintesis adalah Sinar Matahari.

Dalam artikel saya yang berjudul 9 Kesalahan yang sering dilakukan oleh Pemula Hidroponik, saya meletakkan Sinar Matahari pada nomor 1.

Karena memang banyak sekali yang baru mencoba berhidroponik mengira bahwa tanaman tidak membutuhkan sinar matahari untuk berkembang.

Selain untuk proses Fotosintesis, adapun manfaat dari Sinar Matahari untuk tumbuhan yang saya kutip dari website manfaat.co.id antara lain:

  1. 1. Membantu proses pertumbuhan kecambah
  2. 2. Mengaktifkan Klorofil
  3. 3. Menjaga temperatur tumbuhan
  4. 4. Memberi warna hijau pada tumbuhan
  5. 5. dst

Dari beberapa manfaat di atas, Sinar Matahari memang berperan penting dalam proses pertumbuhan tanaman, makanya jika sampai kekurangan pasti akan terjadi gejala pada tanaman.

Gejala yang paling sering dialami adalah Etiolasi, yaitu tanaman menjadi tinggi, kurus dan tidak segar.

Etiolasi pada tanaman sawi akibat kekurangan Sinar Matahari

Keempat: Oksigen Terlarut dalam Air

Oksigen Terlarut atau sering disebut Dissolved Oxygen (DO) adalah jumlah oksigen yang tersedia dalam suatu badan air.

Dalam hidroponik, Oksigen Terlarut sangat penting karena diperlukan untuk respirasi dan sumber tenaga dalam proses penyerapan nutrisi oleh akar tanaman.

Banyak sekali gejala yang ditimbulkan jika kekurangan Oksigen Terlarut dalam air, yang paling terlihat secara kasat mata adalah akar tanaman menjadi kotor atau berwarna cokelat.

Namun secara lebih detailnya, akar tersebut lama-lama akan membusuk dan akhirnya mati. Disinilah tanaman akan terganggu pertumbuhannya.

Jika kekurangan oksigen terlarut yang berada di sekitar akar, tanaman tidak bisa menyerap unsur hara dengan maksimal sesuai yang dibutuhkan.

Sehingga pertumbuhannya pun akan terhambat.

Maka dari itu, di antara macam-macam sistem hidroponik yang ada, jika dibandingkan hasilnya pasti akan lebih bagus yang mampu menciptakan oksigen terlarut dalam air yang paling banyak.

Misalnya membandingkan sayuran hidroponik yang ditanam pada sistem NFT dengan sistem DFT, pasti akan lebih bagus pertumbuhannya yang berada di sistem NFT, karena kebutuhan oksigen terlarut lebih tercukupi.

sayuran-hidroponik

Kelima: Pemilihan Sistem Hidroponik yang Tepat

Pemilihan yang tepat disini adalah berdasarkan apa yang mau ditanam dan beberapa pertimbangan lain seperti arah Sinar Matahari, Suhu Lingkungan, dll.

Berdasarkan apa yang mau ditanam, saya lebih senang membagi menjadi 2 macam saja. Mau menanam Sayuran Daun atau Buah (Sayuran Buah).

Jika ingin menanam sayuran daun, silakan pilih sistem sepert NFT, DFT, Rakit Apung atau Wick.

Tapi kalau mau menanam Buah atau Sayuran Buah, silakan pilih sistem Drip Irigasi atau Sistem Dutch Bucket.

Namun terkadang muncul pertanyaan, lebih baik sistem NFT atau DFT?

Masing-masing sistem ada kelebihan dan kekurangan, jadi untuk pemilihan sistem NFT atau DFT bisa disesuakan dengan keadaan maupun tujuan menanam.

Misalnya, pada sistem NFT listriknya harus hidup selama 24 jam, sistem ini tidak cocok untuk daerah yang sering mati listrik, jadi bisa memilih sistem DFT untuk menanam sayuran daun.

Yang terpenting dari pemilihan sistem hidroponik ini adalah jangan sampai terbalik penggunaannya.

Misalnya ingin menanam Tomat yang umurnya bisa lebih dari 4 bulan tetapi malah menggunakan sistem DFT dengan pipa PVC 2″.

Hal ini pasti akan menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang maksimal karena pipa PVC tidak bisa menampung akar tanaman.

Maka pemilihan sistem yang seharusnya adalah antara Drip Irigasi dan Dutch Bucket.

Jika pemilihan sistem Hidroponik yang akan digunakan sudah tepat, maka hasilnya juga akan sesuai dengan yang diharapkan.

Sistem DFT Bertingkat

Keenam: Pemilihan Benih yang Tepat

Pemilihan benih juga sangat berpengaruh dalam menentukan keberhasilan menanam.

Beberapa hal yang harus diperhatikan sewaktu memilih benih adalah:

  1. 1. Masa Kadaluarsa Benih
  2. 2. Tingkat Pertumbuhan (Germinasi)
  3. 3. Kemurnian Benih
  4. 4. Rekomendasi Dataran
  5. 5. Potensi Hasil
  6. 6. Testimoni dari Petani lain tentang Merk Benih yang akan ditanam.

Pembahasan detail tentang pemilihan benih akan saya bahas lebih lanjut dalam artikel lain.

Ketujuh: Pemilihan Media Tanam

Media tanam untuk hidroponik sangat bermacam jenisnya, namun yang perlu menjadi catatan adalah syarat untuk menjadi media tanam hidroponik harus memenuhi: Netral atau tidak mengandung unsur hara, Mampu menyimpan air dalam waktu yang cukup lama dan tidak mengandung bakteri yang merusak tanaman.

Namun dalam pemilihan berdasarkan jenis tanaman juga harus tepat, ada beberapa tanaman yang tidak menyukai media tanam yang terlalu basah, maka harus memilih media tanam yang sifatnya kering seperti Arang Sekam.

Ada tanaman yang lebih suka kondisi lembab pada akarnya, bisa diberi media tanam cocopeat.

Bisa juga menggabungkan kedua media tanam di atas jika memang diperlukan.

Jika menggunakan sistem NFT/DFT tidak mungkin menggunakan kedua media di atas karena akan mengotori air nutrisi, jadi Rockwool adalah pilihan tepat untuk media tanam pada sistem NFT/DFT.

Demikianlah 7 Kunci Sukses Menanam Hidroponik, semoga bisa menambah referensi bagi teman-teman yang ingin menanam sayuran hidroponik.

Simak vide tutorial Hidroponik mulai dari SEMAI hingga PANEN di Channel Youtube kami: HIDROPONIKPEDIA
Jangan lupa Support kami dengan cara Subscribe Channel Youtube kami.

Terima Kasih dan Selamat berkebun…

9 thoughts on “Inilah 7 Kunci Keberhasilan Menanam Sayuran Hidroponik”

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.